Berdirinya Gereja yang saat ini bernama Gereja Kristen SumateraBagian Selatan (GKSBS) Jemaat Kuro Tidur Kecamatan Padang Jaya Kabupaten
Bengkulu Utara bermula dari Tahun 1978. Di daerah Kuro Tidur (saat ini
Kecamatan jaya & sekitarnya) banyak orang-orang dari Pulau Jawa mengikuti
program transmigrasi ke daerah ini. Orang-orang ini ditemukan dan menemukan
serta dihimpun oleh Tenaga Gereja yang saat itu diemban oleh Kusnin Hadi Pramono.
Pada minggu pertama januari 1979 kebaktian hari
minggu pertama dimulai bertempat di rumah sdr. Paijo Desa Marga Sakti. Tahun
1980 di MT sebagai Kelompok warga Jemaat Pertama/ mula-mula GKSBS Kuro Tidur rumah
ibadah selesai dibangun dengan swadana murni dari warga jemaat dengan memakai
atap bambu dan diberi nama “Gereja Pondok Bambu” . Selama 2 tahun pertama
Kebaktian dipimpin oleh Tenaga Gereja.
Pada tahun 1981 Kepengurusan Gereja pertama dibentuk
yang terdiri dari Kusnin Hadi Pramono, Sutarman, Dasmad. D, Susilohadi, Darso
Lesono, Darso Wiyono yang dinamakan Pengurus Calon Jemaat. Calon Jemaat GKSBS
Kuro Tidur didewasakan oleh Gerejawali GKB-Bengkulu pada tanggal 13 November
1988 menjadi Jemaat dengan nama GKB Kuro Tidur dengan 14 orang majelis dan 11
kelompok ibadah yaitu:
1.
Kelompok MT Desa Marga Sakti
2.
Kelompok Bumi Ayu Desa Marga Sakti
3.
Kelompok BP Desa Marga Sakti
4.
Kelompok Kuro Tidur Desa Kuro Tidur
5.
Kelompok Unit IV
6.
Kelompok Unit V
7.
Kelompok Unit VI
8.
Kelompok Unit VII
9.
Kelompok D V ketahun
10.
Kelompok D VI Ketahun
11.
Kelompok Batik Nau
Nama GKB - Kuro Tidur berubah menjadi GKSBS Jemaat
Kuro Tidur terjadi pada tahun 1996 mengikuti
keputusan sidang IV GKSBS tanggal 26-29 Agustus 1996 di Bandar
Lampung yang mengesahkan Tata Gereja & Tata Laksana sehingga
nama Sinode hingga Jemaat berubah sesuai Tager Talak yang disahkan. Pada tahun
itu pula kelompok Bumi ayu bergabung dengan kelompok MT dan muncul kelompok DAM
Air lais sebagai kelompok baru.
Saat ini GKSBS Jemaat kuro tidur terdiri dari 11
kelompok ibadah, 1 orang Pendeta emiritus (Pdt.Emr.Kusnin Hadi Pramono) dan 1
orang Pendeta Aktif (Pdt. Cornelius Saito, S.Th) dengan 36 orang Majelis (Penatua & Diaken).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar